25 September 2024
Merantau ke Ibu Kota DKI Jakarta sejak bujang tahun 2011. Dimulai dari tinggal di kontrakan 3 petak, kos-kosan 1 kamar dan kini di kontrakan rumah. Seperti kutu yang loncat dari satu tempat ke tempat lainnya. Bermodalkan shalawat dan keyakinan kuat untuk dapat berkutat dengan persaingan yang ketat. Ya inilah Jakarta. Tempat dimana jika tidak siap maka akan melarat.
Tahun pertama di Jakarta bekerja sebagai marketing online dengan penghasilan miring yaitu 1,5 Juta. Tidak menjadi pikiran serius, karena saya masih numpang di rumah kontrakan 3 petak bersama saudara. Semua masih bisa di urus walau badan saya kurus. Semua dijalani dengan ceria. Hitung-hitung sebagai pengalaman berharga.
2 Tahun berselang, saya pun harus angkat kaki dari rumah kontrakan. Mendapatkan pengalaman baru dengan pekerjaan baru dan penghasilan baru. Gaji 3,8 Juta membawa saya untuk mandiri. Mencari tempat berlabuh sendiri. Dan menemukan kos-kosan 1 kamar, dekat dengan tempat saya berprofesi.
Tahun 2014 saya tidak bujang lagi. Menikah dan bersama untuk berbagi kasih. Termasuk harus memikirkan banyak sekali rencana-rencana yang indah di dalam diary kami. Termasuk memiliki buah hati. Bagaimana buah hati itu dapat tumbuh dengan baik untuk masa depannya, jenjang pendidikannya dan terutama keakuratan data-data seperti akta kelahirannya.
Keberadaan Alamat Menjadi Penting
Pindah lagi, pindah lagi. Kini dari kos 1 kamar pindah ke kontrakan rumah. Beruntung, saya mendapatkan rumah kontrakan yang pemiliknya sangat baik sekali. Saya mengutarakan bahwa “Boleh tidak jika saya pindah alamat domisili dari kampung ke kontrakan tersebut?” Dan sang pemilik dengan legowo nya bilang “iya boleh..”
Berawal dari sana, saya dengan sigap memproses pemindahkan alamat kampung menjadi DKI Jakarta. Semua berkas yang dibutuhkan juga dibantu oleh orang tua saya dan mertua di kampung. Alhasil masih di tahun 2014 kami telah memiliki KTP beralamatkan di DKI Jakarta.
Tahun 2016 adalah tahun paling menyenangkan bagi saya. Pertama, karena kami dikaruniai buah hati. Kedua, istri berhasil diangkat menjadi dosen tetap di salah satu universitas tangerang selatan.
Namun, saya menyadari bahwa kami tidak boleh selama-lamanya untuk ngontrak rumah. Bagaimanapun kami harus memiliki rumah. Kadang saya merasa mustahil akan memiliki rumah di Jakarta ini. Tentu alasan saya sangat masuk akal yaitu harga rumah yang mahal, jika cicil pun harus memiliki minimal dana untuk booking fee. Apalagi tentang Down Payment (DP) yang harus disiapkan minimal 100 Juta jika ingin melakukan pengambilan rumah dengan KPR. Jakarta oh jakarta..
Mimpi Punya Rumah ada di tahun 2020
Entah kenapa pas 5 tahun ngontrak, saya mendapatkan informasi dari iklan yang ada di Instagram yang cukup menarik yaitu Rumah DP 0%. Awalnya saya geram dan sempat suudzon yang menganggap “Palingan juga iklan, palingan juga bayar dan palingan juga ini rumah juga indent dan tidak ready stock“.
Ditambah lagi, banyak sekali komentar-komentar negatif di postingan iklan di instagram maupun facebook tersebut. Saking penasaran, saya pun mencoba mempelajari lebih dalam lagi. Ternyata usut punya usut ini adalah Rumah Susun Program Pemprov DKI Jakarta yang bernama SAMAWA. Dan sebenarnya ini telah berjalan sejak 2018 lalu.
Saya pun iseng untuk menginstall aplikasi rumah DP 0 rupiah tersebut. Sambil mencari tahu tentang rumah susun melalui internet seperti review di youtube, berita nasional dan banyak lagi. Dan ternyata banyak syaratnya.
Syarat mengajukan unit di rumah susun DP 0 rupiah
- Menginstall Aplikasi Samawa DP 0
- Khusus Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
- Memiliki KTP DKI Jakarta
- Memiliki Rekening DKI Jakarta
- Belum memiliki rumah
- Minimal di Jakarta selama 5 tahun
- Tidak memiliki kredit macet
- Tidak memiliki cicilan yang masih aktif
- Tidak pernah cicil rumah subsidi lainnya
- Di Prioritaskan bagi yang berkeluarga
Saya membaca semua syarat-syaratnya, ternyata istri saya memiliki kualifikasi yang sesuai. Saya pun menginstall aplikasi tersebut untuk mencoba proses lebih lanjut.
- Langkah 1 pada tanggal 4 agustus 2020. Saya mencoba mendaftar lewat aplikasi dengan menginput data istri saya seperti: Data Diri, Penghasilan, Foto KTP, NPWP. Dan Lolos verifikasi Syarat Awal Pendaftaran.
- Langkah 2 pada tanggal 4 agustus 2020. Lolos verifikasi dari Dinas Perumahan. (Untuk step ini, secara otomatis).
- Langkah 3 pada tanggal 6 agustus 2020. Lolos verifikasi dari Dukcapil. (Untuk langkah ini juga otomatis. Saya juga mendapatkan SMS dari Dukcapil).
- Langkah 4 pada tanggal 6 agustus 2020. Lolos verifikasi oleh BPRD. (Sistem juga otomatis).
- Langkah 5 pada tanggal 6 agustus 2020. Saya mendapatkan email perihal undangan survei lokasi Rumah Susun Samawa. dan mendapatkan telepon untuk konfirmasi jam kunjungannya.
- Langkah 6 pada tanggal 10 agustus 2020. Kami menuju Rumah Susun Samawa yang berada di Pondok Kelapa Jakarta Timur untuk melihat unit yang tersedia. Dan kami tertarik untuk memilih yang 2 kamar tidur. Setelah itu kami mengisi form KPA.
- Langkah 7 pada tanggal 11 agustus 2020. Lolos verifikasi form KPA. Kemudian pihak bank akan menghubungi kami terkait berkas-berkas lainnya untuk dilengkapi.
- Langkah 8 pada tanggal 12 agustus 2020. Kami mengajukan berkas yang dibutuhkan dan pada sorenya di hubungi mengenai unit yang akan menjadi milik kami. Ternyata kami mendapatkan unit di Lantai 10.
- Langkah berikutnya adalah kami menunggu konfirmasi Putusan dari bank DKI terkait akad kredit dan serah terima unit.
Ini adalah rumah pertama saya beserta keluarga tercinta (Jika telah serah terima unit). Dan menariknya memang benar-benar DP 0% atau Nol Rupiah.
Selama saya melakukan langkah-langkah dari awal memang tidak ada sepeserpun biaya seperti: tidak ada biaya booking fee. Dan nantinya juga akan terima beres tanpa biaya-biaya lain. Program ini sangat membantu saya untuk meraih mimpi rumah pertama di Jakarta yang serba mahal ini.
Menurut saya, orang-orang yang berkomentar negatif adalah orang-orang yang belum mengetahui secara detail dan terlalu agresif terhadap pola pikir konsumtif yang terlalu naif. Semua DP 0% itu benar adanya. cuma harus benar-benar di persiapkan syarat-syaratnya supaya bisa lolos dan dapat menjadi penghuni di Rumah Susun Samawa ini.
Ada banyak sekali alasan, kenapa saya memilih rumah susun samawa ini. seperti diantaranya adalah:
- Merupakan Program Pemprov DKI Jakarta. Tentu jika sudah merupakan programnya pemerintah maka tidak akan main-main terutama dari bahan bangunan yang digunakan.
- Rumah Susun Samawa ini ternyata rasa apartemen. Saya katakan demikian karena semuanya lengkap seperti jika tinggal di apartemen. Seperti ada pengelolanya, ada securitynya, di dalam ada Liftnya dan design rumahnya juga menarik hati.
- Semuanya ada seperti Pasar, Sekolah, Rumah Sakit, Stasiun, Transjakarta, Jaklingko. Itu adalah poin plus dimana buah hati kami nanti dapat menempuh jenjang pendidikan sebaik mungkin.
- Angsuran cicilannya sangat terjangkau yaitu 2,2 Juta perbulan untuk 2 kamar tidur yang saya pilih. Apalagi bunganya juga tergolong terjangkau dan flat yaitu 5%. Tidak naik dan tidak turun sampai lunas.
- DP 0 Rupiah. Ini adalah yang paling menarik dan menurut saya adalah benar-benar solusi bagi warga jakarta. Dengan begitu tidak ada lagi kata ngontrak dan ngekost yang tiap bulan juga bayar untuk orang lain.
Apalagi kebijakan hunian rumah susun juga pernah dibahas oleh kementrian PUPR beserta pengembang pada 7 september 2016 lalu. Dimana nantinya penghuni rumah susun dapat memperoleh benefit seperti:
- Warga penghuni dapat mengelola rumah susun miliknya sesuai dengan hak dan kewajibannya.
- Rumah susun yang nyaman dan layak bagi seluruh penghuninya dan warga sekitar.
- Memiliki kekuatan hukum baik segi penyediaan, kepemilikan dan pengelolaannya.
- Dapat membantu membangun ketahanan ekonomi, sosial dan budaya.
- Membantu mencegah dampak pemanasan global.
Inti dari kebijakan yang diinginkan pemerintah adalah Rusun dapat menjadi tempat hunian yang layak dan nyaman bagi warga serta dapat mengurangi kekurangan kebutuhan rumah di Indonesia.
Selain benefit dari rumah susun, warga juga harus senantiasa pintar-pintar jika ingin membeli atau mencicil hunian. Pasalnya, kini juga banyak pengembang nakal yang berujung pada penipuan dengan iming-iming syariah.
Menurut saya, jika program pemerintah DKI Jakarta seperti Rumah Susun Samawa maka tentu ini sangat jelas dan transparan sekali terutama Perusahaan Umum Daerah Pembangunan Sarana Jaya yang telah berjasa membangun rumah susun DP 0 rupiah ini.
Rumah susun ini ternyata banyak peminat. Saat saya berbincang dengan marketing gallery ternyata antusias warga jakarta untuk bulan juli saja ada sekitar 18 ribuan. Beruntung sekali yang bisa lolos hingga akhir nanti serah terima unit. Semoga rejeki kami.
Video saat berkunjung ke Rumah Susun Samawa