22 September 2024
Upaya Mulia Muara Keadilan Para Pelakor (Pegiat Lawan Korupsi)
Korupsi lagi, korupsi lagi.. tidak henti-hentinya menerpa NKRI yang membuat ibu pertiwi pun bersedih. ketika suatu keadilan pun dilemahkan maka gejolak cinta lah yang mengguyur negeri ini, walau hanya dengan aksi, tanpa harus melukai dan anarki.
Korupsi merupakan suatu tindak kejahatan yang perlu ditindak setegas-tegasnya tanpa harus bertele-tele. ada bukti dan terbukti maka langsung saja kirimkan para pelaku ke jeruji besi.
Suap dan Gratifikasi telah mendominasi tingkat korupsi di negeri ini. Gubernur, Wali kota hingga bupati sedang berbondong – bondong diperiksa dan diteliti oleh KPK selaku lembaga independen dan berprestasi hingga kini.
Bagi saya KPK adalah muara keadilan, walau saat ini digenjot untuk dilemahkan, oleh segelintir oknum, namun KPK selalu bersama rakyat yang beriman dan tidak pernah takut terhadap pengkerdilan.
Pelakor (Pegiat Lawan Korupsi)
Saya bangga kepada mahasiswi dan peran perempuan tanah air yang dengan lantang menyuarakan aspirasi, yang tidak malu dijuluki sebagai Pelakor. karena bagi saya Pelakor itu bukan Perebut Laki Orang, TAPI Pelakor yang saya maksud adalah singkatan dari Pegiat Lawan Korupsi.
Korupsi memang wajib untuk diberantas hingga ke akar akarnya. Ini merupakan kejahatan paling besar yang melanda negeri ini karena telah merugikan negara hingga triliunan rupiah.
Pegiat Lawan Korupsi atau Pelakor itu adalah Semua orang yang peduli akan aktivitas melawan korupsi.
- Pelakor ada di Rumah tangga
- Pelakor ada di Masyarakat
- Pelakor ada di Tempat Kerja
- Pelakor ada di Pendidikan
- Pelakor ada di Stasiun
- Pelakor ada di Pasar
- Pelakor ada di Pemimpin
Kesadaran dan Karakter Diri adalah Faktor Utama menjadi Pelakor Sejati
Saat dalam keadaan mabuk karena minuman keras, efek yang ditimbulkan adalah bicara ngelantur, tubuh hilang keseimbangan, bahkan merugikan orang lain. hal ini selaras dengan hilangnya kesadaran pada diri ,sehingga membuat diri lupa daratan.
Faktor kesadaran tersebut bisa dikarenakan tidak mengenali bahayanya, tidak tau resikonya dan tidak mengerti ilmunya. Namun paling mendominasi tidak sadar diri adalah kurangnya ilmu pengetahuan sehingga membuat manusia yang fitrah ini tidak sadar terhadap suatu peristiwa.
Untuk menjadi Pegiat Lawan Korupsi (Pelakor) Sejati adalah dimulai dari Kesadaran kita sendiri selaku individu. kemudian memberikan literasi yang bisa diadaptasi dengan pendekatan humanistik kepada masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Upaya dalam menggalakkan literasi anti korupsi tersebut harus bisa semaksimal mungkin diterapkan di kehidupan pribadi, sosial, berbangsa dan bernegara kemudian menjadikannya budaya. dengan memasuki lorong waktu, korupsi sendiri akan mengalami penurunan performa.
Korupsi juga tidak serta merta drastis dan cepat dalam pemberantasannya. memberantas korupsi juga membutuhkan waktu panjang. namun mencegah korupsi sedini mungkin akan jauh lebih mulia dibandingkan mengatasi tindak korupsi. itu baru berada di rambu yang benar.
Kenali Perilaku ini karena dapat memicu keterbiasaan untuk melakukan tindak Korupsi di masa mendatang
Perilaku ini adalah Perilaku yang mudah ditemui dalam kehidupan sehari hari seperti:
Ini yang Belum Pernah dibahas dimana-mana, terkait perilaku yang dianggap sepele namun memiliki potensi besar dalam memicu kegiatan korupsi di masa mendatang.
- Di lingkungan Keluarga. Perilaku yang melibatkan Orang tua dan anak. Biasanya adalah Perilaku mengambil waktu. misal orang tua memberikan akses anaknya bermain gadget hanya 30 menit, namun sang anak memainkannya hingga 1 jam lebih. Upaya dalam mencegahnya yaitu: Menerapkan Kedisiplinan waktu pada anak anak dirumah.
- Di Kehidupan Masyarakat. Saya pernah melihat dan mendengar langsung aktivitas perilaku tidak terpuji yang dilakukan oleh Ketua RT yaitu pada saat ada masyarakat meminta tanda tangan seperti mengurus domisili dan Kartu Keluarga, dimana masyarakat memberikan sejumlah uang setelah mendapat tanda tangan dari ketua RT tersebut, kemudian ketua RT tersebut menawarkan tentang kepengurusan KK dengan memberikan harga nominal pada masyarakat tersebut. Upaya dalam mencegahnya: Ketua RT harus sadar dalam mengayomi masyarakatnya.
- Di dunia Kerja. Sering ditemui dalam pekerjaan yaitu Perilaku melakukan aktivitas pekerjaan lain saat jam aktif kerja. Upaya dalam mencegahnya: Pimpinan perusahaan melalui divisinya, Menindak tegas melalui perjanjian kontrak bahwa dilarang bekerja selain pekerjaan yang harus dikerjakan dan ketika pekerja melanggar maka akan ada aksi pemecatan atau pemutusah hubungan kerja.
- Dalam Pendidikan. Kepala sekolah merupakan pemimpin tertinggi dalam dunia sekolah dan tiap sekolah contohnya di jabodetabek mendapatkan fasilitas seperti KIP (Kartu Indonesia Pintar) dan Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Namun kenyataannya masih banyak perilaku penyelewengan. namun perilaku ini sudah termasuk pada ranah korupsi anggaran sehingga jika terbukti maka akan mendapatkan hukuman Tipikor (Tindak Pidana Korupsi). Upaya untuk mencegahnya: Kepala sekolah menyadari bahwa dana anggaran tersebut bukan hak nya melainkan hak para murid murid yang berhak mendapatkannya, serta adanya kesadaran diri untuk tidak makan dari uang haram.
- Jalan Raya. Jika mengenal nama pungli ya itu adalah perilaku yang tidak baik dan memicu untuk merangsang melakukan aktivitas korupsi di masa mendatang. Seperti yang terjadi di Lalu lintas dimana oknum “Polisi” meminta uang dengan paksaan. Bahkan Perilaku ini juga cenderung mengarah ke korupsi dengan melihat dan meneliti langkah demi langkah. Upaya mencegahnya: Ketika hendak ditilang maka ambil saja kertas tilangnya dan ikuti sidangnya sesuai yang ditentukan.
Kenapa Perilaku diatas saya katakan dapat berpotensi memicu aktivitas korupsi di masa mendatang? Karena faktor tersebut sudah mengakar daging sejak dini dan menjadi kebiasaan tidak terpuji. salah satu upaya dalam mencegah bahaya korupsi yaitu dengan mencegah sedini mungkin dan memberikan pemahaman bahwa korupsi adalah tindak kejahatan.
Ini adalah Korupsi yang sebenarnya
Korupsi yang sebenarnya adalah perilaku yang dilakukan oleh instansi negara / pejabat publik / pegawai negeri yang menyalahgunakan jabatannya untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Berdasarkan data pada tahun 2004 hingga 2019 ada sebanyak 114 kepala daerah yang terjerat kasus pidana korupsi, dimana tersangkanya adalah wali kota, bupati hingga gubernur.
Sungguh miris sekali saya menuliskan hal ini. ingin saja saya menemui mereka dan menamparkan tamparan keras pada mereka. namun sayang, ini negara hukum dan juga dilarang untuk bertindak semena-mena, jadi saya urungkan niat saya dan berharap penuh pada lembaga selaku muara keadilan yaitu KPK untuk usut tuntas kasus ini dan kirimkan para koruptor – koruptor itu pada jeruji besi.
Kiat Korupsi yang dijalankan tersebut meliputi: Pengadaan barang dan jasa, penyalahgunaan anggaran, perizinan, suap atau gratifikasi, tindak pidana pencucian uang dan pungutan. Dan paling banyak serta mendominasi yaitu korupsi dalam bentuk suap / gratifikasi.
Harapan saya selaku masyarakat indonesia adalah Memperkuat KPK
Melalui media yang saya tonton, ada bapak elit politik yang pernah bertanya pada SBY saat masih menjabat sebagai presiden yaitu dengan pertanyaan “Bagaimana cara mengatasi korupsi?” hal tersebut juga ia pertanyakan pada presiden RI saat ini yaitu Joko widodo. dan elit tersebut mengatakan bahwa kedua presiden tersebut memberikan jawaban yang sama yaitu “KITA PERKUAT KPK”.
Jangankan Presiden sebagai Komando tertinggi, saya mewakili masyarakat pun akan menjawab hal tersebut yaitu “Kita Perkuat KPK”. dan hanya oknum yang ingin melemahkan KPK dengan berbagai cara nya.
Perlu diketahui, bahwa dalam mengentaskan kasus korupsi itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit. bahkan bapak elit politik tersebut mengatakan dengan pede nya “Kalo saya jadi presiden, saya akan entaskan Korupsi jangankan 5 tahun, setahun saja akan selesai”
Hei bapak.. ini indonesia pak.. tingkat korupsinya luar biasa banyaknya pak.. kasusnya juga bervariasi pak.. untuk kasus besar itu butuh waktu lama dan tidak semudah yang bapak utarakan di publik pak..
KPK telah independen dalam bekerja, KPK tidak mau di manipulasi, KPK adalah Panglima Keadilan yang sebenarnya. dan ini adalah Hak saya, ini adalah suara saya yang tidak bisa digoyahkan.
Upaya berbau “Pelemahan KPK” pun mulai digulirkan
Indonesia oh indonesia.. kini kau memasuki babak baru lagi. dimana engkau saat ini sedang dicoba dipermainkan oleh oknum oknum untuk menggoyahkan kemuliaan sang muara keadilan. mencoba menghantam secara masif secara pelan dan destruktif. Ya itulah engkau para oknum negeri ini, yang tidak berani head to head.
Hei para oknum, bukankah kamu juga memiliki istri? bukankah kamu juga memiliki anak? bukankah kamu juga memiliki keluarga? Saya, KPK dan kamu itu sama saja. cuma yang membedakan adalah jika saya dan KPK memberi makan istri, anak dan keluarga secara halal, maka kamu memberikannya mereka secara haram.
Ulahmu dalam melemahkan pemberantasan korupsi itu “lebih jahat daripada sang aktor suap”.
Saya, Pelakor (Pegiat Lawan Korupsi), Masyarakat dan Pemimpin bersama-sama dengan Muara Keadilan untuk Mencegah Korupsi
Sebagaimana sabda Rosulullah ”Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Kalau tidak mampu, hendaklah ia mengubah dengan lisannya. Kalau tidak mampu, hendaklah ia mengubah dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman.” (HR Bukhari dan Muslim).
Saya menaruh harapan besar pada KPK agar Kuat dan tetap tegar sebagai Muara Keadilan. saya yakin KPK bisa melewati ancaman dan tebangan potensi pengkerdilan KPK.
Pelakor (Pegiat Lawan Korupsi) dan masyarakat juga ikut aktif dalam memonitor segala aktifitas korupsi di negeri ini, dan jika menemukan hal terkait korupsi jangan segan – segan untuk melapor. hidup mulia karena membela kebenaran.
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki pengaruh besar dalam ikut serta mengupayakan budaya anti korupsi menegakkan keadilan. karena memiliki kekuasaan tertinggi di ruang lingkup sekitarnya. Bagi pemimpin perlu untuk menanam jiwa kesadaran akan kejahatan korupsi yang merugikan negara ini, pemimpin juga selalu memupuk dengan keimanan yang tinggi dan rasa takut akan siksa di akhirat nanti, pemimpin juga tidak takut atas ancaman dari luar atau oknum yang melemahkan.
Kita indonesia, bangsa yang hebat, bangsa yang kuat, bangsa bermartabat, serta moderat. cegah korupsi, lawan korupsi, perkuat KPK di negeri ini. Dan saatnya kita unjuk gigi, melalui kreasi tanpa harus frustasi. KPK sang muara keadilan selalu bersama rakyat yang beriman.
Disclaimer:
- Postingan ini diikutsertakan Ajang Lomba Jurnalis Warga yang diselenggarakan oleh KPK!
0 Comments